MAKALAH KEBUDAYAAN BATIK INDONESIA
BAB
I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tebentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya juga dapat
diartikan sebagai suatu pola hidup menyeluruh , budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
prilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan
Indonesia bisa diartikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum
terbentuknya nasional indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah
seluruh kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia. 1. 2 Rumusan Masalah
Salah
satu kebudayaan yang harus dilestarikan di Indonesia adalah batik. Sejak
Malaysia pernah mengklaim bahwa batik berasal dari Malaysia, barulah bangsa
Indonesia tersadar dari mimpinya bahwa batik harus segera dilestarikan kembali
keberadaannya. Dan sejak saat itu banyak motif batik bermunculan kembali bahkan
sudah menjadi tren kalau batik merupakan pakaian khas bangsa Indonesia. Bahkan
oleh UNESCO telah ditetapkan bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk
Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.
Apa
itu batik, mengapa batik harus dilestarikan dan bagaimana batik bisa menjadi
suatu kebudayaan yang ada di Indonesia akan dibahas satu persatu dalam makalah
ini.
1.3 Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan, terutama
tentang sejarah batik tradisional Indonesia, mengetahui jenis-jenis batik
berdasarkan gologannya masing-masing dan mengetahui cara pembuatan batik tulis.
Serta diharapkan agar warga indonesia mencintai dan melestarikan kebudayaan
batik. Sehingga batik yang ada diIndonesia terus berkembang dan diakui keberadaannya
di seluruh dunia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
Kerajinan
batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang
hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad
XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap
dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah
menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Batik
adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada
dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam,
teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah
pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini
dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana
yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu
yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi,
serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Batik
juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan
Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan
eksklusif bagi kaum perempuan. Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang
memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai
"Batik Cap dan Batik Cetak", yang memungkinkan masuknya laki-laki ke
dalam bidang ini. Pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang
memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega
Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah
lazim bagi kaum lelaki. Sementara batik tradisional yang diproduksi dengan
teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.
Tradisi
membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang
kala suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa
motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini,
beberapa motif batik tradisonal hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta
dan Surakarta.
2. 2 Sejarah Batik Indonesia
Sejarah
batik yang tepat tidak dapat dipastikan tetapi artifak batik berusia lebih 2000
tahun pernah ditemui. Dari manapun asalnya, hasil seni ini telah menjadi
warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak,
namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing
daerah yang amat beragam. Khas budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah
mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri
kekhususannya sendiri.
Pemakaian
batik dalam busana tradisi mempunyai sejarah yang lama berlangsung dari zaman
awal tamadun Melayu. Dipakai oleh semua golongan, dari raja ke bangsawan sampai
rakyat jelata, batik menzahirkan dirinya sebagai seni asli yang praktikal dan
popular. Dalam tradisi penulisan kain cindai misalnya disebut dalam banyak
hikayat-hikayat silam. Batik menjadi hadiah perpisahan dan perlambangan cinta
dalam hikayat Malim Demam dan dijadikan tanda penganugerahan derajat dalam
Hikayat Hang Tua.
2. 3 Perkembangan Batik Di Indonesia
Sejarah
pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan majapahit dan
kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan
Yogyakarta.
Kesenian
batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah
satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dahulu. Awalnya batik
dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan
keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang
tinggal di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawah oleh mereka keluar
kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Dalam
perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan
selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk
mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga
istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbu-tumbuhan asli
Indonesia yang dibuat sendiri antara lain : pohon mengkudu, soga, nila, dan
bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jadi
kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan
terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian
batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah
akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya
batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai
perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian
pakaian tradisional Indonesia.
2. 4 Motif Batik Di Indonesia
Ragam
corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik
memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh di
pakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh
luar, seperti para pedagang asing dan juga para penjajah. Warna-warna cerah
seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak
phoenix. Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai
dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing.
Adapun
jenis-jenis Batik Berdasarkan Corak / Motifnya yang ada di Indonesia sampai
saat ini adalah sebagai berikut :
1.
Batik Pekalongan
Pasang
surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan pekalongan layak menjadi
ikon bagi perkembangan batik di Nusantar. Ikon bagi karya seni yang tak pernah
menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi
nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk
unggulan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri yang menghasilakan produk
batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota
Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di
Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan,
jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan
serat-serat setempat, faktor sejarah perdagangan dan kesiapan masyarakatnya
dalam menerima paham serta pemikiran baru.
Batik
Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri
khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika
dibandingkan dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi
pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangant bebas,
dan menarik, meskipun sering kali dimodifikasi dengan variasi warna yang
atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang
berani, dan kombinasi yang dinamis.
Keistimewaan
Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan zaman.
Misalnya pada waktu penjajahan jepang, maka lahir batik dengan nama "
Batik Jawa Hokokai" yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono
Jepang. Pada tahun enam puluhan juga diciptakan batik dengan nama
"Tritura". Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY
diangkat muncul batik dengan motif "SBY" yaitu motif batik yang mirip
dengan kain tenun ikat dan songket. Warga Pekalongan tidak perna kehabisan ide
untuk membuat kreasi motif batik.
2.
Batik Mega Mendung
Hampir
di seluruh wilayah Jawa memiliki kekayaan budaya batik yang khas. tentu saja
ada daerah-daerah yang lebih menonjol seperti Solo, Yogya, dan Pekalongan.
tetapi kekayaan seni batik daerah Cirebon juga tidak kalah disbanding kota-kota
lainnya.
Menurut
sejarahnya, di daerah cirebon terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi berbagai
pendatang dari dalam maupun luar negri. Salah satu pendatang yang cukup
berpengaruh adalah pendatang dari Cina yang membawa kepercayaan dan seni dari
negerinya.
Dalam
Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di
daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina Bernama Ong TIe. Istri beliau
ini sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya Keramik. Motif-motif
pada keramik yang dibawa dari negeri cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif
batik hingga terjadi perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah
satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung
atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun
warnanya bergaya selera cina.
Motif
Mega Mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa
kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai
biru muda hingga biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang
mengandung air hujan, pemberi kehidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan
semakin cerahnya kehidupan.
3.
Batik motif Truntun
Boleh
dibilang motif Truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali.
Menurut kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang
Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja
yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan
kesedihan, Ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif
berbentuk bintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya
dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang
kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu Raja
selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih
sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi
kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai
lambang cinta Raja yang bersemi kembali.
4.
Batik Jlamprang
Motif
- motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik
yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan
pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang
berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya
berbentuk segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan
di Pekalongan.
5.
Batik Pegantin
Setiap
motif pada batik tradisional klasik selalu memiliki filosofi tersendiri. Pada
motif Batik, Khususnya dari daerah jawa tengah, terutama Solo dan Yogya, setiap
gambar memiliki makna. Hal ini ada hubungannya dengan arti atau makna filosofis
dalam kebudayaan Hindu-Jawa. Pada motif tertentu ada yang dianggap sakral dan
hanya dapat dipakai pada kesempatan atau peristiwa tertentu, diantaranya pada
upacara perkawinan.
Motif
Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara
perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang). Sido berarti terus
menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan
kebahagiaan. jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa
depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai. Selain Sido Mukti
terdapat pula motif Sido Asih yang maknanya hidup dalam kasih sayang. Masih ada
lagi motif Sido Mulyo yang berarti hidup dalam kemuliana dan Sido Luhur yang
berarti dalam hidup selalu berbudi luhur.
Ada
pula motif yang bukan sawitan kembar, tetapi biasanya dipakai pasangan
pengantin yaiu motif Ratu Ratih berpasangan
dengan Semen Rama, yang Melambangkan kesetiaan seorang istri
kepada suaminya. Sebenarnya masih banyak lagi motif yang biasa dipakai pasangan
pengantin, semuanya diciptakan dengan melambangkan harapan, pesan, niat dan
itikad baik kepada pasangan pengantin. Pada Upacara Perkawinan Orang tua
pengantin biasanya memakai motif Truntum yang dapat pula berarti menuntun, yang
maknanya menuntun kedua mempelai dalam memasuki liku-liku kehidupan baru yaitu
berumah tangga.
Dikenal
juga motif Sido Wirasat, wirasat berarti nasehat, dan pada motif ini selalu
terdapat kombinasi motif truntum di dalamnya, yang melambangkan orangtua akan
selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan
berumahtangga.
6.
Batik Tiga Negeri
Kerumitan
membuat sepotong batik tulis ternyata masih belum cukup jika kita tahu sejarah
motif Batik Ttiga Negeri. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas
Lasem, Pekalongan dan Solo, pada jaman kolonial wilayah memiliki otonomi
sendiri dan disebut negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas
masing-masing daerah masih wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini
memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya. Konon menurut para pembatik, air
disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal
karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak geografisnya. Maka
dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini dibuat di
Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik
tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain
diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo.
Mengingat
sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang, maka kain Batik Tiga
Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik.
♦ Batik
Tulis adalah kain
yang dihias dengan
teksture dan corak
batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang
lebih 2-3 bulan.
Batik
Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk
dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik Lukis adalah proses pembuatan
batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih.
kain putih.
>
Jenis-jenis Batik Berdasarkan Asal Pembuatannya adalah sebagai baerikut:
♦
Batik Jawa
Batik
Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah
Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai
motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan
motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan
tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut
agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang
di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang bisa kita ambil dari banyak kasus klaim kebudayaan Indonesia dan
penghargaan dari UNESCO adalah bahwa bangsa yang dihargai adalah bangsa yang
memelihara budayanya, bukan sebagai yang menciptakan pertama kalinya.
AKHIRNYA
dunia mengakui batik merupakan salah satu warisan umat manusia yang dihasilkan
oleh bangsa Indonesia. Pengakuan serta penghargaan itu akan disampaikan secara
resmi oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization
(UNESCO). Pengakuan dilakukan pada 28 September 2009 dan penghargaan resmi pada
hari ini (2 Oktober) di Abu Dhabi.
Pengakuan
UNESCO itu diberikan terutama karena penilaian terhadap keragaman motif batik
yang penuh makna filosofi mendalam. Penghargaan itu juga diberikan karena
pemerintah dan rakyat Indonesia juga dinilai telah melakukan berbagai langkah
nyata untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya itu secara
turun-menurun.
Sebagai
bentuk apresiasi terhadap Batik Indonesia, Presiden SBY meminta kepada seluruh
warga negara Indonesia untuk memulai memakai batik pada hari ini. Semoga ini
menjadi awal yang baik, untuk selalu nguri-uri kebudayaan Indonesia. Tidak ada
kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik.
Setelah proses pengakuan ini apa yang harus
dilakukan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia selaku pemilik sah batik? Apakah
akan membiarkannya begitu saja? Ada banyak cara yang bisa kita lakukan
sekaligus mempromosikan batik secara kontinyu, dengan memakai batik sebagai
busana kita sehari-hari. Disamping untuk menghidupkan industri batik secara
tidak langsung, kita ikut menjaga kebudayaan Indonesia.
3.2 Saran
Agar
warna batik berbahan sutra dan serat tidak cepat pudar, awet dan tetap tampak
indah. Mencuci kain batik dengan menggunakan shampo rambut. Sebelumnya,
larutkan dulu shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu
baru kain batik dicelupkan.
Anda
juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di
pasaran. Pada saat mencuci batik jangan digosok. Jangan pakai deterjen. Kalau
batik tidak kotor cukup dicuci dengan air hangat. Sedangkan, kalau kotor,
misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau bila
kotor sekali, seperti terkena buangan knalpot, noda bisa dihilangkan dengan
kulit jeruk dengan mengusapkan sabun atau kulit jeruk pada bagian yang kotor.
Sebaiknya
Anda juga tidak menjemur kain batik di bawah sinar matahari langsung (tempat
teduh). Kain batik jangan dicuci dengan menggunakan mesin cuci. Tak perlu
memeras kain batik sebelum menjemurnya. Namun, pada saat menjemur, bagian tepi
kain agak ditarik pelan-pelan supaya serat yang terlipat kembali seperti
semula.
Sebaiknya
hindari penyeterikaan. Kalaupun terlalu kusut, semprotkan air di atas kain
kemudian letakkan sebuah alas kain di bagian atas batik itu baru diseterika. Jadi, yang diseterika adalah kain
lain yang ditaruh di atas kain batik.
Disarankan
untuk menyimpan batik dalam plastik agar tidak dimakan ngengat. Jangan diberi
kapur barus, karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak batik.
Sebaiknya, almari tempat menyimpan batik diberi merica yang dibungkus dengan
tisu untuk mengusir ngengat. Alternatif lain menggunakan akar wangi yang
sebelumnya dicelup dulu ke dalam air panas, kemudian dijemur, lalu dicelup
sekali lagi ke dalam air panas dan dijemur. Setelah akar wangi kering, baru
digunakan.
Anda
sebaiknya juga tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain
atau pakaian berbahan batik sutera berpewarna alami.
Bila
Anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis, jangan disemprotkan
langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan koran, baru
semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain.
3.3 Kritik
Demikian
makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah "Kebudayaan
Indonesia". Kami sadar masih banyak sekali kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dapat disampaikan kepada
kami. Terima kasih.
Daftar
Pustaka
> Deddy Mulyana dan
Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
> Wilson, Edward O. (1998). Consilience:
The Unity of Knowledge. Vintage: New
York.
ISBN 978-0-679-76867-8.
www.wikipedia.com
www.google.com
www.yahoo.com
0 comments:
Post a Comment